Jumat, 07 Mei 2010

Tahun Pertama yang Mengesankan

Posted on 14.57 by Endang Abdurrahman

Saat pertama masuk Gontor, terasa asing dan bingung. Makanannya, kebiasaannya dan kawan-kawan saat itu. Karena termasuk anak dewasa , saat itu ditempatkan di Gedung Baru kibar (GBK)sedang yang termasuk kategori anak-anak ditempatkan di Gedung Baru Shigor (GBS.

Dengan latar belakang lulusan SMP, maka berani mengambil kelas eksperimen, dimana periode studinya hanya 4 tahun belajar: kelas satu, kelas tiga, kelas lima dan kelas enam. Itu adalah sistem untuk kelas eksperimen yang dua tahun lebih cepat dibandingkan teman-teman satu angkatan yang mengambil kelas biasa yang 6 tahun.

Kelas 1 Experimen D. Itulah kelas yang saat itu saya peroleh. Saat paling berkesan pada proses gontoriyah. Ust. Sugiana Zein, sang Wali Kelas yang membentuk kepribadian dalam mencintai Gontor. Beliau begitu tenang dan cerdas. Sosok guru yang penuh dedikasi dan kasih sayang. kesabarannya mendidik kelas kami serta ketelatenannya membantu kami mengenal bahas Arab yang terasa amat susah menjadi begitu disukai ketika berada di tangan beliau. Itu benar-benar hebat.

Di Gontor, Jumat adalah hari libur sehingga setiap siswa memiliki banyak kesempatan dan pilihan untuk melakukan sesuatu. Ada yang mencuci pakaian, kursus bahasa dan keterampilan atau hanya sekedar jalan-jalan ke kota Ponorogo. Untuk urusan yang terakhir, seorang santri tidak mudah pergi ke Ponorogo. Tentunya harus ada izin dari agian Keamanan, dan belum tentu juga mendapatkan izin. pertimangannya; jumlah perizinan 40 orang, dalam hal ini siapa cepat dan beruntung pasti dapat. Akumulasi perizinan, dalam seminggu perizinan tidak boleh lebih dari dua kali. Tidak dalam masa hukuman, baik dari Bagian Keamanan, Pengajaran maupun Mabikori. Itu saja sudah cukup puyeng buat bisa jalan-jalan.Dan saya pikir, memamng Kota Ponorogo menjadi semacam penyegar pikiran.

Satu tahun saya lalui di kelas Eksperimen dengan penuh kenangan indah; buka puasa sunah bersama, ngaji dan hafalan, shalat Tahajud di Lantai 4 Gedung Saudi dan belajar Bahasa Arab di area persawahan bersama wali kelas.

Saya harus mengakui bahwa Gontor memiliki banyak guru yang memiliki dedikasi tinggi untuk membantu membentuk kepribadian anak didiknya. Dan hal itu tidaklah aneh, karena mereka adalah alumni yang mengabdikan dirinya untuk kemajuan Gontor. Bila anak didik berhasil, tetnunya membawa dampak keberhasiln buat Gontor.

Satu lagi salut saya buat para pengasuh, dimana setiap bangunan memiliki identitas. Dari identitasi itu tercermin cita-cita dan visi yang seharusnya dimiliki santri; ada yang bernama gedung Tunis, Aligarh, Sanggit, Palestina, al-Azhar, Saudi, Gambia, Indonesia, Satelit dll.Hal ini juga menunjukkan bahwa pendiri Gontor memiliki pikiran dan pengalaman yang luas.

No Response to "Tahun Pertama yang Mengesankan"

Leave A Reply